Matematika dan pemerintahan ternyata punya sejarah panjang yang berjalan beriringan. Sejak peradaban kuno, para penguasa sudah memanfaatkan ilmu hitung untuk mengatur wilayah, memungut pajak, dan mengelola sumber daya.
Di Mesir Kuno, misalnya, Sungai Nil yang meluap setiap tahun membuat batas tanah pertanian sering hilang. Untuk mengatasinya, para ahli menggunakan geometri untuk mengukur ulang lahan dan memastikan pembagian yang adil. Bahkan sistem perpajakan mereka pun bergantung pada perhitungan hasil panen yang tepat.
Di Babilonia, matematika digunakan untuk mencatat perdagangan, mengatur distribusi gandum, dan menghitung bunga pinjaman. Catatan-catatannya tersimpan di tablet tanah liat yang masih bisa kita lihat hingga sekarang.
Melompat ke era modern, peran matematika dalam pemerintahan makin kompleks. Di Indonesia, perhitungan ekonomi menjadi tulang punggung penyusunan APBN, sementara statistik membantu menentukan kebijakan pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.
Tak hanya soal angka, matematika juga menjadi dasar sistem administrasi modern. Mulai dari algoritma komputer untuk mengelola data kependudukan, hingga model prediksi bencana untuk mitigasi risiko. Semua ini memastikan pemerintah bisa bekerja lebih efektif.
Sejarah ini menunjukkan bahwa matematika bukan sekadar pelajaran di sekolah, melainkan bahasa universal yang membantu manusia mengatur kehidupan bersama. Dari peradaban kuno hingga negara modern, matematika selalu hadir di balik kebijakan dan keputusan besar.